Pusat Beton Readymix – Jayamix Berkualitas Jogja

3 sebab beton mudah keropos

Hindari, Ini 3 Sebab Beton Mudah Keropos !

3 sebab beton mudah keropos menurut hasil penelitian ilmiah adalah proses pengecoran tidak maksimal, perbandingan material/bahan tidak tepat dan pemasangan besi tulangan yang tidak pas.

Saat membangun suatu bangunan, jembatan, rumah, kantor dll tentunya kita membutuhkan beton sebagai struktur utama bangunan. Struktur utama bangunan mensyaratkan adanya beton yang berkualitas. Jika struktur bangunan terbentuk dari beton yang tidak berkualitas seperti mudah keropos dan memiliki kuat tekan rendah maka otomatis bangunan tersebut tidak akan kuat dan tidak akan bisa berdiri kokoh dalam jangka panjang.

Baca Juga : Daftar harga pagar beton berkualitas di Jogja dan Jateng

Beton menjadi keropos sebagian besar terjadi karena agregat halus (pasir) tidak mengisi rongga antara agregat kasar (batu split) dengan baja/besi tulangan dengan baik. Agregat halus (pasir) tidak bisa mengisi rongga antara agregat kasar dan besi tulangan disebabkan oleh beberapa hal yaitu presentase agregat halus yang terlalu sedikit, kurangnya pemadatan dan hilangnya air pada beton karena bekisting yang jelek.

Oleh karena itu perlu pemahaman yang utuh tentang kualitas beton agar bangunan yang sedang kita bangun dapat bertahan atau berdiri kokoh sesuai dengan yang kita rencanakan. Maka dalam artikel ini akan kita bahas secara detail tiga sebab utama beton mudah keropos.

3 Sebab Beton Mudah Keropos

Sebanarnya penyebab beton mudah keropos tidak hanya 3 namun kami akan membahas secara tuntas yang menjadi sebab utama beton mudah keropos. Jika kita bisa menghindari tiga hal ini kita akan mendapatkan beton yang berkualitas.

1. Proses pengecoran tidak maksimal

Proses pengecoran merupakan faktor utama yang menentukan kualitas beton. Sebaik apapun perancangan beton jika dalam prosesnya tidak mengikuti aturan dan prosedur yang benar maka kualitas beton pasti rendah.

Salah satu proses pengecoran beton yang tidak maksimal adalah tidak adanya pemadatan beton. Kita tahu bahwa beton sendiri terbuat dari air, semen, pasir dan batu split. Air sendiri mengandung udara (oksigen) jika udara pada beton tidak dikeluarkan maka akan menyebabkan udara tersebut terjebak di dalam beton.

Udara yang terjebak dalam beton inilah yang akan menjadi gelembung-gelembung kecil yang akan menjadi cikal bakal dari pori-pori beton. Semakin banyak pori-pori dalam beton maka kekuatan beton semakin rendah.

Baca Juga : Harga sewa alat pemadat beton di Jogja

Untuk mengurangi udara yang terjebak dalam beton maka dalam proses pengecoran perlu adanya pemadatan beton dengan vibrator beton. Alat ini memang dirancang untuk mengeluarkan udara yang terjebak untuk mencegah terjadinya rongga beton sehingga beton menjadi lebih padat dan lebih kuat.

Berikut adalah gambaran gelembung udara (rongga) dalam beton :

2. Perbandingan material yang tidak tepat

Kita tahu bersama bahwa tahap awal dalam proses pembuatan beton adalah tahap perancangan. Pada tahap perancangan ini kita akan menentukan kuat tekan beton dan kuat tarik beton. Baik kuat tekan maupun kuat tarik ini sangat ditentukan oleh perbandingan material penyusun beton seperti air, pasir, batu split dan semen.

Jadi jika proses pembuatan beton tidak mengacu pada perancangan yang benar (hasil laboratorium) maka beton yang di hasilkan tidak akan sesuai dengan kita inginkan. Seringkali masyarakat umum hanya mengira-ngira komposisi material sehingga hasilnya tidak akurat. Jika kita ingin mendapatkan beton dengan perbandingan material yang sesuai standar kita bisa membeli beton ready mix dari batching plant terdekat.

Baca Juga : Daftar harga beton ready mix jogja terlengkap dan termurah di Jogja

Sebagian orang mengikuti kebiasaan yang berlaku di masyarakat dan ada juga yang mengacu pada dana yang tersedia. Semua ini akan mempengaruhi kualitas beton. Oleh karena itu kita perlu mengacu pada SNI Beton agar perbandingan material yang kita gunakan benar-benar sesuai dengan kualitas beton yang kita inginkan.

Berikut adalah perbandingan material pembuatan beton yang mengacu pada standar SNI.

Kita tahu bahwa salah satu sebab utama beton keropos adalah adanya rongga pada beton yang terjadi karena agregat halus tidak bisa mengisi rongga antara agregat kasar dengan besi tukangan. Jika komposisi agregat halus (semen) terlalu sedikit maka akan banyak rongga yang tidak terisi akibatnya beton menjadi kopong dan mudah keropos.

3. Pemasangan besi tulangan yang tidak pas

Dalam menentukan struktur bangunan yang tepat kita perlu merancang dari awal terkait kelas mutu beton dan kekuatan struktur bangunan. Ada begitu banyak ukuran besi tulangan yang dapat kita gunakan untuk material struktur bangunan. Kita perlu memilih ukuran yang pas (sesuai standar) dengan desain bangunan yang akan kita bangun.

Besi tulangan sangat kita butuhkan sebagai penopang beton yang akan kita tempatkan pada bagian masing-masing seperti kolom, balok dan plat. Dalam proses penganyaman besi tulangan kita harus benar-benar memastikan bahwa anyaman tersebut tidak menghalangi agregat halus dan agregat kasar masuk ke dalam besi tulangan.

Baca Juga : Ukuran, Jenis dan Harga Besi Beton Termurah di Jogja

Jika beton segar tidak bisa mengisi bagian dalam besi tulangan karena anyaman besi terlalu rapat maka akan terdapat banyak rongga pada beton. Semakin banyak rongga pada beton maka beton akan mudah keropos.

Kesimpulan

Setidaknya terdapat 3 sebab beton mudah keropos yang banyak dilupakan banyak orang. 3 sebab itu adalah proses pengecoran terutama pemadatan beton yang tidak maksimal, perbandingan material penyusu beton yang tidak standar dan pemasangan besi tulangan yang terlalu rapat yang menyebabkan beton segar tidak basuk ke dalam rangka besi.